Kamis, 31 Mei 2012

Congklak

Salah satu permainan yang saya gemari hingga saat ini, karena unik terlebih jika dilihat dari biji yang digunakan adalah kerang kecil atau biji sawo, atau bisa juga dari plastik yang dibentuk serupa biji dan batu-batuan. Begitupun dengan papan congklaknya biasanya terbuat dari kayu atau ada juga yang terbuat dari plastik dengan harga lebih murah. Bentuknya seperti perahu dan didalamnya terdapat lubang-lubang yang berlawanan di sisi kanan-kiri, yang umumnya berjumlah tujuh buah serta dua lubang besar di ujung papan yang biasa saya sebut “rumah”.

Untuk bermain congklak dibutuhkan dua orang pemain. Biji-bijian yang diperlukan adalah sebanyak 98 buah. Inti dari permainan ini adalah mengumpulkan sebanyak-banyaknya biji di dalam lubang besar atau “rumah”. Masing-masing lubang diisi dengan tujuh buah biji. Selanjutnya, salah seorang yang sudah disepakati untuk jalan terlebih dahulu memilih lubang yang akan dijalankan dan meletakkan biji tersebut ke masing-masing lubang yang dilaluinya termasuk lubang “rumah” dan seterusnya. Oh ya, arah jalan adalah searah jarum jam. Bila saat berjalan biji digenggaman habis di lubang kecil yang terdapat biji lain, pemain bisa mengambil biji tersebut dan terus jalan. Jika biji genggaman habis di lubang “rumah”, maka pemain tetap dapat melanjutkan dengan memilih lubang di sisi miliknya. Jika habis di lubang kecil yang kosong di sisinya, pemain dapat mengambil biji yang terletak berhadapan (lubang milik lawan), biasa saya menyebutnya “tembak”. Tetapi jika habis di lubang kosong milik lawan maka permainan anda mati. Permainan akan berakhir jika tidak ada lagi biji yang bisa diambil dan pemenang adalah yang memiliki biji paling banyak di “rumah”nya.

Saat bermain congklak banyak hal positif yang bisa kita dapat. Permainan ini melatih kita untuk cermat dan belajar berstrategi untuk memenangkan permainan ini. Nilai positif lain yang menurut saya paling besar dari permainan congklak adalah nilai kejujuran. Saat bermain congklak kita dibiasakan untuk senantiasa jujur dalam menjalankan biji yang ada di genggaman tangan kita. Suatu permainan yang sulit ditemui di permainan modern saat ini…

Dan dari permainan ini saya belajar suatu hal yang sangat mahal harganya yakni kejujuran dan budaya bangsa. Sudah semestinya kita sebagai anak bangsa melestarikan permainan ini, jangan sampai tergerus oleh teknologi perkembangan game-game canggih yang saat ini beredar di kalangan masyarakat.


http://gunadarma.ac.id/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar