Jumat, 16 Desember 2011

Mahasiswa oh Mahasiswa!!!

Kalau emang anda mengaku peduli sama Negara ini, seharusnya anda sebagai calon-calon penerus bangsa buktikan dengan cara anda kuliah yang benar, belajar yang rajin biar jadi sarjana yang bermanfaat. Kalau anda sudah menjadi seseorang yang mempunyai gelar kan anda bisa menggantikan beliau-beliau yang duduk di atas sana. Bukan begini caranya anarkis di mana-mana, anda tahu tidak berapa banyak tenaga yang sudah anda keluarkan dengan sia-sia cuma untuk teriak-teriak gak jelas, lari sana sini, timpuk, bakar, dan akhirnya anda bakal gondok sendiri kalau kalau anda kurang beruntung and berakhir dengan bogem mentah aparat
#iihh sungguh tragiss dan ngenes sekali bukan, apalagi kami yang menonton di layar televisi hanya bisa tertawa puas bahkan memaki melihat kelakuan anda-anda. Dari pada berulah seperti itu mending anda pulang kerumah, pasti di saat itu juga salah satu keluarga anda sedang sangat berharap menunggu kepulangan anda, terutama seorang ibu karena cuma ibu yang punya perasaan yang sangat sensitif terhadap anak-anaknya, dan bakal tidak terbayang nanti perasaan orang-orang rumah jika menonton anak / kakak / adiknya, sedang bertindak seperti itu pasti mereka sedih, dan akan marah terutama pada dirinya sendiri karena tidak pandai mendidik anda.

Ayo lah pikir panjang deh sebelum anda bertindak toh dari zaman dahulu juga kan ada kata-kata mutiara yang mengatakan ANARKIS TIDAK AKAN MENYELESAIKAN MASALAH tapi kenapa masih saja terus dan terus terulang hal tersebut. Itulah bukti kalau anda belajar tidak serius, karena hanya sebait kalimat tersebut saja anda masih belum paham.

Saya mengerti anda sangat sangat kecewa dan saya juga kecewa akan pemerintahan di Negara ini tapi apa boleh buat bung!! Manusia tidak ada yang sempurna, presiden juga kan manusia. Presiden juga tidak mau kok begini, dijadikan orang yang selalu bersalah, jangan hanya menyalahkan hanya pada satu orang tapi coba dilihat dulu dan ditela’ah presiden kan tidak bekerja sendiri beliau punya oknum-oknum di bawahnya jadi bisa saja semua yang terjadi di Negara ini ya ulah oknum-oknumnya tersebut. Logikanya aja deh, masa iya ada Kepala Negara yang ingin menghancurkan negaranya sendiri tidak mungkin, balik lagi semua itu ulah oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.

Dan di sinilah fungsi kita sebagai anak bangsa jangan deh meniru mereka-mereka yang berulah jahat karena bisa-bisa Negara ini bener-bener akan bobrok kasihan nanti anak cucu kita jika terlahir ke dunia ini hanya menikmati kesengsaraan semata.

Pesan secara umum dari saya mari berpikir positif untuk ke depan, dan bukan anarkis yang dikedepankan. Dan untuk para petinggi, kami disini mengikuti setiap perkembangan kalian jadi tolong lah untuk menjadi contoh yang baik buat rakyat ini dan tegaslah dalam bertindak serta bertanggung jawablah bukan lari-larian ke luar negeri.
Dan khususnya untuk para mahasiswa berunjuk rasalah secara damai, tertib, dan yang lebih penting mahasiswa tersebut tahu apa isi dari unjuk rasa tersebut, bukan cuma ikut-ikutan karena diiming-imingi uang dan sebagainya.

Mata Kuliah Softskill
http://gunadarma.ac.id/

Rabu, 16 November 2011

Penalaran Deduktif

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Penalaran deduktif menggunakan bentuk bernalar deduksi. Deduksi yang berasal dari kata de dan ducere, yang berarti proses penyimpulan pengetahuan khusus dari pengetahuan yang lebih umum atau universal. Perihal khusus tersebut secara implisit terkandung dalam yang lebih umum. Maka, deduksi merupakan proses berpikir dari pengetahuan universal ke singular atau individual.
Sedangkan Penalaran Deduktif  itu sendiri adalah cara berpikir dengan berdasarkan suatu pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan. Pernyataan tersebut merupakan premis, sedangkan kesimpulan merupakan implikasi pernyataan dasar tersebut. Artinya, apa yang dikemukakan dalam kesimpulan sudah tersirat dalam premisnya. Jadi, proses deduksi sebenarnya tidak menghasilkan suatu konsep baru, melainkan pernyataan atau kesimpulan yang muncul sebagai konsistensi premis-premisnya.

Contoh klasik dari penalaran deduktif :
·         Semua mahluk hidup pasti mati. (premis mayor)
·         Manusia adalah mahluk hidup. (premis minor)
·         Manusia pasti mati. (kesimpulan)

Penalaran deduktif tergantung pada premisnya. Artinya, premis yang salah mungkin akan membawa kita kepada hasil yang salah dan premis yang tidak tepat juga akan menghasilkan kesimpulan yang tidak tepat.

Jenis penalaran deduktif yang menarik kesimpulan secara tidak langsung yaitu :
1.    Silogisme Kategorial
2.    Silogisme Hipotesis
3.    Silogisme Alternatif
4.    Entimen.

1.   Silogisme Kategorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan kategorial. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis.
Silogisme Kategorial: Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi.
Premis umum             : Premis Mayor (My)
Premis khusus           : Premis Minor (Mn)
Premis simpulan        : Premis Kesimpulan (K)

Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.
Aturan umum dalam silogisme kategorial sebagai berikut:
1) Silogisme harus terdiri atas tiga term yaitu : term mayor, term minor, term penengah.
2) Silogisme terdiri atas tiga proposisi yaitu premis mayor, premis minor, dan
     kesimpulan.
3) Dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan.
4) Bila salah satu premisnya negatif, simpulan pasti negatif.
5) Dari premis yang positif, akan dihasilkan simpulan yang positif.
6) Dari dua premis yang khusus tidak dapat ditarik satu simpulan.
7) Bila premisnya khusus, simpulan akan bersifat khusus.
8 ) Dari premis mayor khusus dan premis minor negatif tidak dapat ditarik satu simpulan.

Contoh Silogisme Kategorial :
My       : Semua mahluk adalah ciptaan Tuhan.
Mn       : Manusia adalah mahluk.
K          : Manusia ciptaan Tuhan.

My       : Tidak ada anak kecil yang tidak menyukai permen.
Mn       : Baim adalah anak kecil.
K          : Baim menyukai permen.

My       : Semua siswa SLTA memiliki ijazah SLTP.
Mn       : Andi tidak memiliki ijazah SLTP.
K          : Andi bukan siswa SLTA.

2.   Silogisme Hipotesis adalah argumen yang premis mayornya berupa proposisi hipotesis, sedangkan premis minornya adalah proposisi kategorial.

Contoh Silogisme Hipotesis :
My       :Jika hujan, saya naik mobil.
Mn       : Sekarang hujan.
K          :Jadi, saya naik mobil.

My       : Bila hujan, pakaian yang dijemur akan basah.
Mn       : Sekarang pakaian yang dijemur telah basah.
K          : Jadi, hujan telah turun.

My       : Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa, maka
  kegelisahan akan timbul.
Mn       : Politik pemerintahan tidak dilaksanakan dengan paksa.
K          : Jadi, kegelisahan tidak akan timbul.

My       : Bila mahasiswa turun ke jalanan, pihak penguasa akan gelisah.
Mn       : Pihak penguasa tidak gelisah.
K          : Jadi, mahasiswa tidak turun ke jalanan.

3.   Silogisme Alternatif adalah silogisme yang premis mayornya keputusan alternatif sedangkan premis minornya kategorial yang mengakui atau mengingkari salah satu alternatif yang disebut oleh premis mayor. Seperti pada silogisme hipotesis istilah premis mayor dan premis minor adalah secara analog bukan yang semestinya.

Contoh Silogisme Alternatif :
My       : la lulus atau tidak lulus.
Mn       : Ternyata ia lulus.
K          : Jadi, ia bukan tidak lulus.

My       : Hasan di rumah atau di pasar.
Mn       : Ternyata tidak di rumah.
K          : Jadi, di pasar.

4.  Entimen merupakan silogisme yang salah satu proposisinya dihilangkan tetapi proposisi
             tersebut dianggap ada dalam pikiran dan dianggap oleh orang lain. Entimen pada
 dasarnya adalah silogisme.

Contoh Entimen :
My       : Manusia mahluk rasional.
Mn       : Ayam bukan manusia.
K          : Ayam tidak rasional.

My       : Setiap manusia pernah lupa.
Mn       : Mahasiswa adalah manusia.
K          : Mahasiswa pernah lupa.

Analisa :
Penalaran deduktif didasarkan atas prinsip, hukum, teori atau putusan lain yang berlaku umum untuk suatu hal ataupun gejala. Berdasarkan atas prinsip umum tersebut ditarik kesimpulan tentang sesuatu yang khusus yang merupakan bagian dari hal atau gejala diatas. Dengan kata lain, penalaran deduktif bergerak dari sesuatu yang umum kepada yang khusus.
Dalam penalaran deduktif terdapat premis. Yaitu proposisi tempat menarik kesimpulan. Penarikan kesimpulan secara deduktif dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Penarikan secara langsung ditarik dari satu premis. Penarikan tidak langsung ditarik dari dua premis. Premis pertama adalah premis yang bersifat umum sedangkan premis kedua adalah yang bersifat khusus berdasarkan atas premis itulah ditarik kesimpulanya yang sifatnya lebih khusus. Dengan demikian, sebenarnya, penarikan kesimpulan secara deduktif itu secara tersirat sudah tercantum dalam premisnya. Sifat itu membedakan penalaran deduktif dari penalaran induktif.
Sumber :
http://nugrohoadi2ka12.wordpress.com/2011/05/30/penalaran-deduktif/

Senin, 24 Oktober 2011

Contoh Surat Lamaran

Bekasi, 12 Oktober 2011

Hal : Lamaran Pekerjaan

Kepada Yth
HR Manager
PT Darma Henwa
Jl. Mega Kuningan No. 89
Jakarta

Dengan hormat,

Sesuai dengan penawaran lowongan pekerjaan dari PT Darma Henwa, seperti yang termuat di harian Kompas tanggal 10 Oktober 2011. Perkenankan saya mengajukan diri untuk bergabung ke dalam tim
Marketing di perusahaan anda.
Data singkat saya, seperti berikut ini.
            Nama                             : Febriyana Anggreini                                     
            Tempat & tgl. lahir        : Bekasi, 16 Februari 1991
            Pendidikan                    : Mahasiswi Universitas Gunadarma
            Alamat                           : Jl. P. Maluku 6 No. 328, Perumnas 3, Bekasi Timur 17111
            Telepon, HP, e-mail      : 021- 88909011, HP = 0856 9224 002, e-mail = febriyana@ymail.com
            Status                             : Belum Menikah

Saat ini saya masih aktif menjadi mahasiswi di Universitas Gunadarma karena saya senang untuk belajar dan dapat bekerja secara mandiri maupun dengan tim, maka izinkan saya untuk bergabung di perusahaan yang Bapak/Ibu pimpin. Sebagai bahan pertimbangan, saya lampirkan :
1.      Daftar Riwayat Hidup.  
2.      Foto copy ijazah SMA
3.      Foto copy sertifikat kursus/pelatihan.
4.      Pas foto terbaru.

Besar harapan saya untuk diberi kesempatan wawancara, dan dapat menjelaskan lebih mendalam mengenai diri saya. Demikian saya sampaikan. Terima kasih atas perhatian Bapak/Ibu.

                                                                                                                            Hormat Saya


Febriyana Anggreini