Membedakan translasi dan
konversi antar mata uang asing.
Jawab :
Translasi tidak sama dengan
konversi. Translasi hanyalah perubahan satuan unit moneter, seperti halnya
sebuah neraca yang dinyatakan dalam pound Inggris disajikan ulang kedalam nilai
ekuivalen dollar AS. Tidak ada pertukaran fisik yang terjadi, dan tidak ada
transaksi terkait yang terjadi seperti bila dilakukan konversi. Pada
konversi terjadi pertukaran fisik antar mata uang.
2. Memahami istilah-istilah
dalam translasi mata uang asing.
Jawab :
- Konversi : pertukaran
suatu mata uang ke dalam mata uang lain.
- Kurs kini : nilai tukar
yang berlaku pada tanggal laporan keuangan yang relevan.
- Posisi aktiva bersih
yang beresiko, yaitu kelebihan aktiva yang diukur dalam atau berdenominasi
dalam mata uang asing dan di translasikan dengan menggunakan kurs kini dari
kewajiban yang diukur atau berdenominasi dalam mata uang asing dan
ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini.
- Kontrak pertukaran
forward : suatu perjanjian untuk mempertukarkan mata uang dari negara yang
berbeda dengan menggunakan kurs tertentu (kurs forward) pada tanggal tertentu
di masa depan.
- Mata uang fungsional :
mata uang utama yang digunakan oleh suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan
usaha. Biasanya mata uang tersebut adalah mata uang negara dimana perusahaan
itu berlokasi.
- Kurs historis : kurs
nlai tukar mata uang asing yang digunakan pada saat suatu aktiva atau kewajiban
dalam mata uang asing dibeli atau terjadi.
- Mata uang pelaporan :
mata uang yang digunakan perusahaan dalam menyusun laporan keuangan.
- Kurs Spot : nilai tukar
untuk pertukaran mata uang dalam waktu segera.
- Penyesuaian translasi :
penyesuaian translasi yang timbul dari proses translasi laporan keuangan dari
mata uang fungsional suatu perusahaan menjadi mata uang pelaporannya.
3. Mengetahui perbedaan
keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing.
Jawab :
1) Penangguhan
Perubahan nilai ekuivalen mata
uang domestik dari aktiva bersih anak perusahaan luar negeri tidak
direalisasikan dan tidak berpengaruh terhadap arus kas mata uang lokal yang
dihasilkan dari entitas asing. Penyesuaian translasi harus diakumulasikan
secara terpisah sebagai bagian dari ekuitas konsolidasi.
2) Penangguhan dan
Amortisasi
Penangguhan keuntungan atau
kerugian translasi dan melakukan amortisasi penyesuaian ini selama masa manfaat
pos-pos neraca terkait, terutama yang terkait dengan utang akan ditangguhkan
dan diamortisasi selama umur aktiva tetap terkait, yaitu dibebankan terhadap
laba dengan cara yang sama dengan beban depresiasi atau ditangguhkan dan
diamortisasi selama sisa masa pinjaman sebagai penyesuaian terhadap beban
bunga.
3) Penangguhan Parsial
Keuntungan dan kerugian translasi
adalah dengan mengakui kerugian sesegera mungkin setelah terjadi, tetapi
mengakui keuntungan hanya setelah direalisasikan, hal ini semata-mata hanya
karena merupakan keuntungan, tetap mengabaikan terjadinya perubahan kurs.
4) Tidak Ditangguhkan
Mengakui keuntungan dan kerugian
translasi dalam laporan laba rugi sesegera mungkin. Namun, memasukkan
keuntungan dan kerugian translasi dalam laba tahun berjalan akan memperkenalkan
elemen acak ke dalam laba sehingga dapat menghasilkan fluktuasi laba yang
sangat signifikan apabila terjadi perubahan kurs nilai tukar. Keuntungan dan
kerugian translasi ini mencerminkan kenaikan atau penurunan ekuitas investasi
asing dalam mata uang domestik dan harus diakui.
4. Menghitung keuntungan
dan kerugian translasi mata uang asing.
Jawab :
Contoh kasus :
Tanggal 1 Januari 2009 (tanggal
transaksi) perusahaan meminjam dana dari Bank di luar negeri sebesar $US
10.000,- dimana kurs yang berlaku pada saat itu adalah (spot rate) Rp
10.000,- per $US. Jika perusahaan melunasi seluruh hutangnya pada tanggal 1
Desember 2009 dan kurs yang berlaku pada tanggal 1 Desember 2009 (tanggal
penyelesaian) dan kurs yang berlaku adalah Rp 11.000,- per $US. Dari uraian
transaksi peminjaman tersebut antara tanggal trnasaksi dengan tanggal
penyelesaian terjadi pada tahun 2009 sehingga seluruh selisih kurs yang terjadi
sebesar Rp 1.000,- x $US 10.000 = Rp 10.000.000,- dibebankan seluruhnya di
tahun 2009.
Jika pelunasan dilakukan pada
tanggal 15 Maret 2010 dengan kurs yang berlaku sebesar Rp 12.000,- sehingga
timbul selisih kurs sebesar Rp 2.000,- x $US 10.000,- = Rp 20.000.000,- maka
karena tanggal transaksi dan tanggal penyelesaian meliputi dua periode yaitu
tahun 2009 dan 2010 maka selisih kurs Rp 20.000.000,- akan dibebankan di dua tahun
tersebut. Untuk dapat menghitung berapa beban tahun 2009 maka kurs tanggal
transaksi akan dibandingkan dengan kurs pada tanggal neraca (akhir tahun). Jika
misalkan kurs akhir tahun adalah Rp 11.500, maka pembebanannya adalah:
Tahun 2009 : $US 10.000 x (Rp
11.500 – 10.000) = Rp 15.000.000,-
Tahun 2010: $US 10.000 x (Rp
12.000 – 11.500) = Rp 5.000.000,-
Jumlah = Rp 20.000.000,-
Ada beberapa poin yang perlu
diketahui. Pertama penghitungan selisih kurs adalah hanya atas pos moneter
saja. Pos moneter adalah kas dan setara kas, aktiva dan kewajiban yang akan
diterima atau dibayar yang jumlahnya pasti atau dapat ditentukan. Ketentuan
pajak pun sejak semula sudah mengikuti ketentuan ini. Jadi apabila kita membeli
mesin (pos non-moneter) dengan harga US $10.000,- dengan kurs Rp 10.000,- yang
berarti mesin dicatat seharga Rp 100.000.000,- maka apabila terjadi perubahan
kurs nilai mesin tidak berubah dan tidak menimbulkan selisih kurs. Namun
apabila pembelian mesin tersebut dilakukan dengan kredit yang memunculkan saldo
hutang dan terjadi perubahan kurs maka akan menimbulkan selisih kurs.
Kedua, dalam penghitungan
selisih kurs PSAK menganut azas konservatif dimana pada setiap akhir tahun unit
usaha harus menghitung selisih kurs atas pos moneter dalam mata uang asing.
Dengan kata lain PSAK tidak mengenal kurs tetap dalam penghitungan selisih
kurs.
5. Memahami pengaruh
penggunaan berbagai metode translasi mata uang asing terhadap laporan keuangan.
Jawab :
Nilai tukar yang dapat digunakan
saat melakukan translasi saldo dalam mata uang asing menjadi mata uang
domestik, yaitu:
1. Kurs kini (current), adalah
kurs nilai tukar pada saat tanggal laporan keuangan.
2. Kurs historis (historical),
adalah kurs nilai tukar pada saat suatu aktiva dalam mata uang asing
pertama kali diperoleh atau ketika suatu kewajiban dalam mata uang asing
pertama kali terjadi.
3. Kurs rata-rata (average),
adalah rata-rata sederhana atau tertimbang dari kurs nilai tukar kini atau
kurs nilai tukar historis.
Pengaruh penggunaan kurs
nilai tukar historis dibandingkan kurs nilai tukar kini terhadap laporan
keuangan ketika digunakan sebagai koefisien translasi mata uang asing
umumnya mempertahankan biaya awal ekuivalen dengan suatu pos dalam mata
uang asing dalam laporan berdenominasi mata uang domestik.
Penggunaan kurs nilai
tukar historis melindungi laporan keuangan dari keuntungan dan kerugian
translasi mata uang asing, yaitu dari kenaikan dan penurunan dalam
ekuivalen saldo mata uang asing yang timbul dari fluktuasi kurs translasi
antar periode pelaporan. Penggunaan kurs kini menimbulkan
terjadinya keuntungan atau kerugian translasi.
Transaksi mata uang
asing terjadi pada saat suatu perusahaan membeli atau menjual barang,
dengan pembayaran yang dibuat dalam mata uang asing atau ketika perusahaan
meminjam atau meminjamkan mata uang asing. Translasi diperlukan
untuk mempertahankan catatan akuntansi dalam mata uang
perusahaan pelapor.
Dari dua jenis
penyesuaian transaksi, yang pertama keuntungan dan kerugian atas transaksi
yang terselesaikan, timbul ketika nilai tukar yang digunakan untuk
mencatat transaksi pada awalnya berbeda dengan nilai tukar yang
digunakan pada saat penyelesaian, yang kedua adalah keuntungan dan
kerugian transaksi yang belum terselesaikan timbul ketika laporan keuangan
disusun sebelum suatu transaksi diselesaikan.
Suatu transaksi yang
direalisasi (atau sudah diselesaikan) menimbulkan keuntungan dan kerugian
yang nyata yang tercermin secepatnya dalam laba, sedangkan penyesuaian
translasi (termasuk keuntungan dan kerugian atas transaksi yang belum
terselesaikan) bersifat belum direalisasi atau masih di atas
kertas. Perlakuan akuntansi yang tepat atas keuntungan dan kerugian jenis
ini belum jelas.
6. Melakukan evaluasi dan
memilih metode translasi mata uang asing terbaik sesuai kondisi usaha dan pasar
uang.
Jawab :
Satu metode translasi tidak
dapat memenuhi dengan sama translasi yang dilakukan berdasarkan kondisi yang
berbeda dan untuk tujuan yang berbeda. Ada tiga pendekatan translasi yang
berbeda yan dapat diterima:
1. Metode historis
2. Metode kini
3. Tidak dilakukan translasi
sama sekali
Objek translasi adalah
untuk mengubah unit pengukuran laporan keuangan anak perusahaan luar negeri
sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum di negara
asal induk perusahaan.
Prinsip temporal pada
umumnya mempertahankan prinsip akuntansi yang digunakan untuk mengukur aktiva
dan kewajiban yang awalnya dinyatakan dalam unit mata uang asing.
Tidak ada translasi yang
memadai jika dilakukan antara mata uang yang sangat tidak stabil dan sangat
stabil, karena tidak akan menghasilkan informasi yang bermakna meski
menggunakan metode yang manapun.
Translasi tidak
diperlukan jika laporan keuangan perusahaan independen dikeluarkan diterbitkan
benar-benar untuk tujuan pemberian informasi bagi para penduduk negara lain
yang berada dalam tingkat perkembangan ekonomi yang dapat dibandingkan dan
memiliki situasi mata uang nasional yang dapat dibandingkan.
Kurs translasi yang
tepat mencerminkan kenyataan ekonomi dan usaha yang ada. Kurs pasar bebas yang
digunakan untuk transaksi spot di negara di mana akun-akun ditranslasikan ke
nilai asalnya adalah satu-satu kurs yang secara tepat mengukur nilai transaksi
sekarang.
Beberapa kurs nilai
tukar, yaitu:
1. Kurs pembayaran
dividen
2. Kurs pasar bebas
3. Kurs penalti atau
preferensi yang dapat digunakan (terkait dengan ekspor atau impor)
Kurs pasar bebas lebih
disukai, dengan satu pengecualian: apabila terdapat kontrol nilai tukar yang
khusus (yaitu apabila beberapa jenis dana yang secara pasti telah dialokasikan
untuk transaksi tertentu dengan kurs nilai tukar valuta asing khusus yang
berlaku), kurs yang berlaku tersebut harus digunakan.
7. Memahami hubungan antara
translasi mata uang asing dengan inflasi.
Jawab :
Penggunaan kurs kini
untuk mentranslasikan biaya perolehan aktiva non-moneter yang berlokasi di
lingkungan berinflasi pada akhirnya akan menimbulkan nilai ekuivalen dalam mata
uang domestik yang jauh lebih rendah daripada dasar pengukuran awalnya. Pada
saat yang bersamaan, laba yang ditranslasikan akan jauh lebih besar sehubungan
dengan beban
depresisasi yang juga lebih
rendah. Hasil translasi seperti itu dengan mudah dapat lebih menyesatkan
pembaca ketika memberikan informasi kepada pembaca. Penilaian dolar yang lebih
rendah biasanya merendahkan kekuatan laba akutal dari aktiva luar negeri yang
didukung oleh inflasi lokal dan rasio pengembalian atas investasi yang
terpengaruh inflasi di suatu operasi luar negeri dapat menciptakan harapan yang
palsu atas keuntungan masa depan.
FASB menolak penyesuaian
inflasi sebelum proses translasi, karena penyesuaian tersebut tidak konsisten
dengan kerangka dasar penilaian biaya historis yang digunakan dalam laporan
keuangan dasar di AS. Sebagai solusi FAS No 52 mewajibkan penggunaan dolar AS
sebagai mata uang fungsional untuk operasi luar negeri yang berdomisili
dilingkungan dengan hiperinflasi. Prosedur ini akan mempertahankan nilai
konstan ekuivalen dolar aktiva dalam mata uang asing, karena aktiva tersebut
akan ditranslasikan menurut kurs historis. Pembebanan kerugian translasi atas
aktiva tetap dalam mata uang asing terhadap ekuitas pemegang saham akan
menimbulkan pengaruh yang signifikan terhadap rasio keuangan. Masalah translasi
mata uang asing tidak dapat dipisahkan dari masalah akuntansi untuk inflasi
asing.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar